6D466AA0-C305-4AC1-B637-3B51F968F644 2016-12-24 

Marudi Tua Pek Kong - panoramio 6-min 1 Marudi Tua Pek Kong - panoramio 13 1

 

Kuil Tua Peh Kong atau lebih sering disebut Topekong oleh penduduk Marudi merupakan rumah ibadah bagi penganut agama Buddha. Berdasarkan sejarah, Tua Peh Kong dalam sebutan bahasa Hokkien ini merupakan Dewa Air yang dikenali di wilayah Malaya dan Indonesia. Dia dipuja semenjak zaman Dinasti Song oleh para pelaut demi keamanan pelayaran. Terdapat beberapa versi sejarah tentang kehidupan Tua Peh Kong sebelum diangkat menjadi Dewa. Kisah pertama menyebutkan bahwa dia adalah seorang pelaut dari Fujian yang memperoleh mimpi bahwa di tengah laut terdapat seseorang yang mengapung dalam kondisi keracunan. Ia menemukan dan menyedut racun dari mulut korban sehingga selamat, tetapi dirinya sendiri meninggal. Masyarakat kemudian memujanya untuk mengenang keberanian serta pengorbanan beliau. Kisah lain menyebutkan bahwa dia adalah seorang pelajar Fujian yang lari ke Malaysia pada masa pemerintahan Kaisar Qian Long (1736-1790). Ia digambarkan sebagai pria yang jujur, berbudi, ramah, dan berjenggot panjang. Masyarakat Penang mengenang dia bernama asli Zhang Li dari suku Hakka. Suatu ketika dalam perjalanannya menuju Sumatra, kapalnya dihempas badai dan karam di Pulau Penang, Malaysia yang pada saat itu baru dihuni sekitar 50 orang penduduk saja. Masyarakat membangun sebuah kuil untuknya setelah dia meninggal. Oleh yang demikian di Marudi, kita boleh menemui Kuil Tua Peh Kong ini sebagai tempat beribadah bagi penganut agama Buddha. Dalam masa yang sama, anda boleh dapati penganut agama Buddha akan melakukan aktiviti keagaman seperti pada Tahun Baru Cina dan Chap Goh Mei. Anda juga boleh dapati bahawa aktiviti yang dijalankan di rumah kuil tersebut dengan sangat meriah bahkan para pelancong yang kebetulan ada di lokasi pada ketika itu merasakan gembira kerana mempunyai peluang untuk mengenali adat penganut agama Buddha dalam masa yang sama boleh mengenali serba sedikit sejarah kuil ini.